Senin, 27 Maret 2017

Desa Samigalih




RANGKUMAN HASIL KEGIATAN STUDI EKSKURSI ANGKATAN 2016

Pada tanggal 17 Oktober 2016, Prodi Teknik Arsitektur angkatan 2016 Universitas Kristen Duta Wacana mengadakan studi ekskursi ke dua tempat. Mahasiswa-mahasiswi dibagi dalam dua kelompok, kelompok dengan nomor NIM terakhir ganjil mendapat tempat tujuan ekskursi ke Dlingo lebih tepatnya desa Muntuk. Sedangkan kelompok dengan nomor NIM terakhir genap mendapat tempat tujuan ekskursi ke daerah Boro lebih tepatnya desan Samigalih.
Pada kesempatan kali ini kami bersama-sama diajak turun langsung ke lapangan, berinteraksi dan berdiskusi dengan warga sekitar, berbagi pengalaman tentang keluh kesah dan kekurang / kendala yang didapat warga dalam kehidupan sehari-hari mereka.
1. Hal-hal yang dapat saya dapatkan dari ekskursi di Desa Muntuk, Dlingo :
Desa Muntuk memiliki sumber daya alam (modal alam) yang berkelimpahan mulai dari lahan yang subur, mata air dan keanekaragaman hayati yang berkelimpahan, hasil kebun dan hutan seperti, pohon Jati, pohon Mahoni, bambu Apus, dll. Karena kayanya sumber daya alam tersebut, ARKOM (Arsitek Komunitas) berinisiatif untuk merangkul, mengajak, dan mengajarkan masyarakat tentang bagaimana cara memanfaatkan sumber daya alam yang ada agar bermanfaat bagi masyarakat dan juga desa Muntuk sendiri, dengan kata lain “dari masyarakat untuk masyarakat”. Masyarakat yang terlibat dalam proses ini mulai dari anak-anak, laki-laki, dan perempuan. Kebanyakan anak-anak dan wanita lebih kepada kerajinan tangan dari bambu. Anak-anak dari desa ini diajarkan tentang kerajinan sehingga memiliki kemampuan dalam perancangan yang baik dan diharapkan dapat meneruskan usaha keluarga karena rata-rata warga di desa ini memiliki usaha kayu dan bambu yang diolah menjadi furniture dan kerajinan. Rata-rata calon penerus usaha di desa ini bersekolah dan berkuliah dengan mengambil jurusan manajemen untuk lebih menyeimbangkan antara produksi dan pemasaran. Untuk usaha kayu, para pengerajin mendapat / membeli kayu gelonggongan (utuh) dan kemudian diolah dengan cara di potong dan dikeringkan, lalu dirancang menjadi furniture dan lain-lain. Jenis kayu yang digunakan adalah kayu Mahoni dan kayu Jati. Proses pemasaran dari usaha kayu ini sendiri bisa sampai di luar kota.
Kekurangan dan kendala yang dihadapi warga desa ini adalah, transportasi dan pendidikan di desa ini memiliki relasi yang sangat berpengaruh di mana sumber pendidikan di desa ini terbatas dan jauh sehingga dibutuhkan transportasi yang memadai. Hal seperti ini menjadikan anak di bawah umur harus mengendarai motor sendiri dengan resiko kecelakaan yang sangat besar.

2. Studi ekskursi desa Samigalih :
Desa Samigalih kaya akan sumber dayanya terutama bambu. Di desa ini bambu dapat tumbuh subur. Di sini kami mendapat pengetahuan tentang bagaimana cara membuat sambungan dari bambu, bambu apa saja yang memiliki kualitas yang baik untuk suatu konstruksi atau kerajinan bambu, dan juga bagaimana cara menanam bambu tersebut. Masyarakat dan ARKOM bersama-sama berdiskusi dan merancang suatu konstruksi, salah satu hasil dari kerja sama antara masyarakat dan ARKOM adalah bangunan Guyub.
Bukan hanya pengetahuan, di sini juga kami mendapat pengalaman dimana kami berbagi kisah dan keluh kesah dalam kehidupan warga sehari-hari. Keluh kesah yang dirasakan warga desa ini adalah mengenai sumber mata air. Sumber air dari pegunungan desa ini mengandung kapur, sedangkan zat kapur sendiri dapat menyebabkan penyumbatan pembuluh darah jantung dan batu ginjal yang menyebabkan kencing batu. Oleh karena itu, warga di daerah tersebut disarankan oleh pihak kesehatan agar mengkonsumsi air dari mata air yang dibuat sendiri seperti sumur.

3. Pendapat saya tentang studi ekskursi
Saya senang bisa mendapatkan berbagai pengalaman dan pengetahuan secara langsung dan cuma-cuma dan beruntung karena bisa turun langsung berdiskusi / berdialog dengan warga di mana warga sekitar menerima dan menyambut kedatangan kami dengan baik dan mau memberikan informasi yang berguna bagi kami. Bukan hanya itu saja, saya juga merasa bangga kepada anggota ARKOM yang mau mengajak warga untuk bangkit dan bersama membangun desa. Saya berharap ARKOM ke depannya lebih berkembang di berbagai tempat yang kondisi alamnya masih asri sehingga dapat berkembang dan bermanfaat bagi masyarakatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar